ADHD : Penyebab & Solusi Menanganinya.

Kali DIBAGIKAN

Baca Juga :

ADHD : Penyebab & Solusi Menanganinya - Penyebab ADHD anak sudah semakin mudah diketahui. Begitupula Solusi cara menanganinya. Untuk itu, mengasuh anak dengan Gangguan (apapun jenis gangguannya) memang membutuhkan kesabaran, konsistensi, energi dan perhatian yang lebih.

Pengertian ADHD
ADHD adalah kepanjangan dari Attention Defecit Hiperactivity Disorder, dalam bahasa indonesianya berarti gangguan pemusatan perhatian seperti hiperaktif. Gangguan ini ditandai dengan tidak adanya kemampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, Sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya. dibandingkan dengan anak lain yang seusianya. biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. ADHD digolongkan memjadi beberapa tipe yakni.

ADHD Hiperaktif1

     a. Anak dengan ADHD kriteria sulit konsentrasi, memiliki ciri sebagai berikut :
  1. Kerap kali melakukan hal-hal ceroboh atau gagal menyimak hal yang rinci dan sering membuat kesalahan karena tidak cermat
  2. Sering terlihat sulit memusatkan perhatian secara terus-menerus dalam suatu aktivitas.
  3. Kerap kali tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara.
  4. Kerap kali tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas.
  5. Kerap kali terlihat sulit mengatur kegiatan maupun tugas.
  6. Kerap kali menghindar, tidak menyukai, bahkan enggan melakukan tugas yang butuh pemikiran yang cukup lama.
  7. Kerap kali merasa kehilangan barang yang dibutuhkan untuk melakukan tugas.
  8. Kerap kali mengalihkan perhatian oleh rangsangan dari luar.
  9. Kerap kali lupa dan tledor dalam mengerjakan kegiatan atau tugasnya sehari-hari.
    b. Kriteria hiperaktif dan impulsif dicirikaan perilaku sebagai berikut :
  1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
  2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
  3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
  4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
  5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
  6. Sering terlalu banyak bicara.
  7. Sering terlalu cepat memberi jawaban ketika ditanya, padahal pertanyaan belum selesai.
  8. Sering sulit menunggu giliran.
  9. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
     c. Selain itu juga terdapat kriteria khusus anak ADHD pada masa sekolah yaitu
  1. Mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara baik.
  2. Jika diajak bicara siswa hiperaktif tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya). 
  3. Mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya..
  4. Tidak dapat duduk tenang walaupun dalam batas waktu lima menit dan suka bergerak serta selalu tampak gelisah.
  5. Sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).
  6. Sering melontarkan pertanyaan yang tidak bermakna kepada guru selama pelajaran berlangsung.
  7. Mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya karena ia tidak memiliki perhatian yang baik
  8. Prestasi belajar tidak bisa maksimal karena tidak mampu konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
Penyebab ADHD
Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan Saraf Pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.

Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preklamsia juga harus dicermati.

Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak har5uis dicermati gangguan saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanak-kanak, tidak sadar diri atau pingsan.

ADHD Hiperaktif

Berdasarkan hasil riset di Amerika bahwa perempuan yang merokok selama kehamilan beresiko tinggi melahirkan anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian / heperaktivitas. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dipublikasikan pada American Journal of Psychiatry, faktor genetik merupakan hal yang paling utama dalam kasus ADHD. meskipun demikian, kaitan merokok selama kehamilan dengan perkembangan munculnya gejala ADHD pada anak turut diperhitungkan.

Solusi Menangani ADHD
Penanganan anak penderita ADHD bisa dilakukan dalam bentuk terapi perilaku dan obat. tetapi hal ini sebaiknya dilakukan oleh atau dalam pengawasan orang yang ahli dalam bidang itu. Meski demikian terapi tersebut tidak akan memberikan hasil yang optimal bila tidak ditunjang oleh sikap kedua orang tuanya.
Secara tips memang ada beberapa tips untuk menghadapi anak dengan ADHD diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Membuat jadwal harian dan ditempelkan pada tempat yang mudah dilihat oleh anak. hal ini dapat difungsikan membantu anak untuk mengingat.
  2. Menata dan menempelkan segala keperluan anak secara permanen (tidak sering berpindah-pindah tempat) untuk memudahkan anak menemukan apa yang diperlukannya.
  3. Jika memberikan perintah, berikan secara langsung, singkat dan jelas.
  4. Saat anak menyelesaikan tugas, Minimalkan "faktor pengganggu" seperti televisi, komputer dan musik.
  5. Hindari menghukum dengan membentak atau menghukum secara fisik.
  6. Berikan tujuan yang jelas terhadap apa yang dilakukan anak, juga terhadap pilihannya.
  7. Gali keistimewaan anak dan berikan dorongan untuk memperoleh keprcayaan diri.
  8. Melakukan diet dengan menghindari kebiasaan mengkonsumsi makanan instan atau frozen food yang mengandung zat penambah rasa serta pewarna dan pemanis buatan, karena hal itu dapat memungkinkan untuk mendorong nervous system menjadi terlampau aktif. juga, makanan yang megandung gula dan karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau produk olahan tepung, jenis makan tersebut dapat memicu pelepasan hormon stres seperti andrenalin dan kortisol yang menimbulkan perasaan gelisah.
  9. Makanan yang sebaiknya disuguhkan adalah jenis makanan yang mengandung kalsium dan magnesium seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian hal ini di mungkinkan untuk membuat anak menjadi lebih tenang.
Sebagaimana yang disampaikan diatas bahwa penanganan anak dengan ADHD sebaiknya dilakukan oleh seorang ahli dibidang itu, maka beberapa tips diatas tetap perlu dikonsultasikan pada psikolog atau psikiater yang menangani anak tersebut. semoga diberi kemudahan....

Oleh : Achmad Irfan Muzni (Dekan fakultas Psikologi Univ. Muhammdiyah Gresik).

Artikel OM Kris Lainnya :

Home · About Us · Contact Us · Privacy Policy

Copyright © 2013- OM Kris Powered by Blogger